“MEMAKSIMALKAN PENGELOLAAN LAHAN DENGAN PENERAPAN VERTIKULTURE”

Posted by Unknown Kamis, 10 Juli 2014 0 komentar
Budidaya sayuran tidak hanya dapat dilakukan di lahan yang luas, lahan  pekarangan juga dapat di kelola untuk budidaya sayuran. Umumnya petani di Indonesia dalam Budidaya sayuran hanya berorientasi pada lahan, mereka belum mengetahui atau tidak terpikirkan bahwa sekitar tempat tinggal mereka dapat di manfaatkan dengan maksimal sebagai lahan budidaya tanaman sayuran.

Pekarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan sebuah bangunan. Jika bangunan tersebut rumah, maka disebut pekarangan rumah. Pekarangan dapat berada di depan, belakang atau samping sebuah bangunan, tergantung seberapa luas sisa tanah yang tersedia setelah dipakai untuk bangunan utamanya.
Budidaya sayuran di lahan pekarangan bukan merupakan hal baru. Praktek pemanfaatan demikian sudah lama dilakukan terutama di pedesaan. Namun demikian, seiring berjalnnya waktu kebiasaan tersebut sekarang sudah semakin ditiggalkan.

Bertolak belakang dengan kecendrungan tersebut, jumlah penduduk akhir-akhir ini terus mengalami peningkatan sehingga kebutuhan bahan panganpun semakin bertambah. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut banyak menemui permasalahan, diantaranya adalah fenomena perubahan iklim global  yang berpengaruh pada tingkat produksi dan distribusi bahan pangan, penyempitan lahan pertanian akibat penggunaan di bidang non pertanian, dan tingginya tingkat degradasi lahan sehingga menyebabkan berkurangnya hasil panen.
Strategi yang tepat untuk permasalahan di atas, diantaranya melalui pemanfaatan lahan pekarangan, sebagai lahan budidaya perlu dikembangankan. Data statistik menunjukkan luas lahan pekarangan di Indonesia saat ini mencapai 10.3 juta hektar. Apabila dimanfaatkan secara optimal maka permasalahan produksi ,distribusi,pemenuhan kebutuhan pangan, sebagaimana disebutkan di atas, kemungkinan besar dapat dikurangi.
Pemanfaatan pekarangan sebagai lahan Budidaya dan penghasil bahan pangan dapat dilakukan dengan penerapan cara vertikultur. Cara Vertikulture  memiliki nilai estetika atau keindahan yang tinggi sehingga selain dapat dimakan juga dapat mempercantik halaman rumah.
Vertikultur, berasal dari kata vertical dan kultur, vertical artinya ke-atas, atau tumbuh ke atas, kultur artinya tanaman.  Jadi mudahnya, vertikultur adalah bercocok tanam dengan disusun ke atas, tujuannya jelas adalah untuk menghemat lahan yang semakin sempit.  Vertikultur dapat memanfaatkan bahan-bahan seperti bambu, paralon, pot, polybag atau juga ember-ember bekas. 

Salah satu vertikulture yang paling di gemari adalah vertikultur menggunakan talang atau paralon yang disusun sedemikian rupa menjadi seperti huruf V terbalik.  Vertikultur ini dapat menampung 8 buah paralon dengan ukuran masing-masing mencapai 1,5 meter. bagian bawah talang di beri lubang –lubang kecil untuk membuang sisa air, sehingga paralon tidak terlalu berat menanggung beban media tanam. 
Berbagai jenis sayuran dapat ditanam pada vertikultur ini, tetapi yang lebih tepat adalah menanam jenis sayuran daun, seperti kangkung, bayam, selada, sawi, ceisin, pecai.  Hal ini disebabkan sayuran daun tidak terlalu membutuhkan media tanam yang dalam, cukup dalam kondisi tanah yang dangkal, jenis sayuran ini dapat tumbuh. 
Media tanam yang digunakan merupakan campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar.  Perbandingan media tanam yang umum digunakan adalah 1 bagian tanah, 1 bagian pupuk kandang/kompos dan 1 bagian sekam bakar.  Namun demikian , formula tersebut bukan merupakan formula baru, yang penting bahan organik dan sekam yang ditambahkan cukup banyak sehingga media tanam cukup subur dan berrongga.

Sayuran daun yang ditanam pada vertikultur model rak tidak perlu melakukan penyemaian benih terlebih dahulu, sehingga dapat langsung di tanam bijinya di rak-rak paralon pada vertikultur.Sayuran yang dibudidayakan secara organik dapat dipupuk secara organik pula, yaitu menggunakan pupuk kandang atau pupuk kompos, pupuk ini diberikan pada saat pembuatan media tanam. Volume pupuk kompos atau pupuk kandang lebih banyak dalam media tanam misalnya 2 atau 3 bagian dibandingkan tanah dan sekam.  Pupuk susulan dapat berupa pupuk organik cair yang diberikan 3-7 hari sekali, dan disiramkan pada media tanam secara merata.

Pengendalian hama pada tanaman yang ditanam secara vertikultur dapat dilakukan secara organik pula, yaitu secara fisik dengan membunuh atau membuang hama yang terdapat pada tanaman dan media tanam.  Penggunaan bahan-bahan kimia pada kegiatan bertanam  sayuran sebaiknya dihindari, karena akan dikonsumsi oleh konsumen.  Bercocok tanam secara organik tentu akan lebih menyehatkan.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: “MEMAKSIMALKAN PENGELOLAAN LAHAN DENGAN PENERAPAN VERTIKULTURE”
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://agriculturalfuture.blogspot.com/2014/07/memaksimalkan-pengelolaan-lahan-dengan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Agriculture Future | Copyright of Agricultural Future.