“TEHNIK PENANGANAN PASCA PANEN”
Kamis, 10 Juli 2014
0
komentar
Penanganan atau lebih dikenal dengan handling pasca panen yang baik dan
benar bertujuan untuk memperkecil tingkat kerusakan suatu komoditi (pertanian)
dan memungkinkan peningkatan pendapatan petani maupun pedangan. Dalam hal ini
penggunaan sumber daya yang dimiliki apabila diketahui jenis dan penyebab
kerusakan setelah panen, baik jumlah kerusakan dan penurunan kualitas antara
panen dan konsumsi. Oleh karena itu, kesadaran penguasaan dasar-dasar
penanganan dan teknologi pasca panen serta kesadaran akan pentingnya
penetapannya oleh petani dalam suatu komoditi hortikultura baik ekspor maupun
impor.
Menurut Prarudiyanto agustono Dkk, 2000.
Penanganan pasca panen sebagai akibat dari kesalahan penanganan pada saat
pemanenaan, pemasaran, maupun pada saat penyimpanan Dapat memberikan suatu
pengaruh yang tidak baik terhadap kerusakan pada komoditi berupa bentuk
kualitas maupun kuantitas hortikultura yang ada. Dari beberapa penelitian baik
laboratorium dan lapangan adalah sekitar 20-80% buah-buah dan sayur-sayuran
(hortikultura) yang segar mengalami kerusakan sebelum dikonsumsi. Besarnya
tingkat kerusakan tersebut dapat disebabkan oelh beberapa hal antara lain:
1. Tidak
tepatnya waktu panen yang dilakukan sehingga hasil panen sudah terlalu matang
atau belum matang.
2. Perlakuaan
mekanis, fisik maupun fisiologi yang memberikan kerusakan terhadap komoditi.
3. Pada
saat pemasaran, memberikan resiko kerusakan ekonomis, sehingga harga komoditas
hortitultura mahal di sampai pengecer.
4. Letak
sentra produksi buah-buahan dan sayur-sayuran yang dekat dengan pasar
menyebabkan penanganan yang baik menjadi penting untuk menjaga kesegarannya.
Menurut Agustin Z Karnanen 2006, beberapa cara Penanganan Pasca Panen
Pada Buah dan Sayur dapat di lakukan dengan mengetahui beberapa macam sifat,
teknis dan pemanenennya antara lain:
1.
Sifat Fisik Dari sifat fisik buah dan
sayur tersebut berbeda-beda sesuai dengan ukuran dari komoditi dimana ada yang
amat ringan, ringan, menengah, berat dan amat berat sesuai dengan besar kisaran
bobotnya. Hal ini disebabkan oleh kerenggangannya lapisan jaringan tiang,
daging, bunga, biji dari jenis komoditi hortikultura.
2. Sifat
Tekstur Pada tekstur buah dan sayur bervariasi yang disebabkan oleh ketegangan,
ukuran bentuk dan keterikatan sel-sel pada jaringan dan susunan tanaman.
3. Sifat
Anatomis Sifat anatomis sangat berkaitan dengan sifat kimia dari organ-oegan
sistem jaringan kulit (pelindung luar), sistem dasar (fundamental), sistem
pembuluh secara keseluruhan baik dalam amupun luar dari komoditi hortikultura.
4. Komposisi
Kimia dan Fisiologis Dalam hal ini komposisi kimia dan fisiologis dari buah dan
sayur sangatlah berbeda-beda. Sehingga komposisi kimia (Air, Karbohidrat,
Dinding Sel, dan Zat Pati), sedangkan pengaruh fisiologis dapat disebabkan
dengan kerusakan pada suhu, oksigen dan kelembaban lingkungan dari komoditi.
5. Kerusakan
Patogen Patogen atau penyakit seperti mikroba baik yang berasal dari buah dan
sayur maupun dari luar perlu di perhatikan yang dapat mempengaruhinya.
6.
Teknik Pemanenan Dengan pemanenan yang baik
dimana tingkat kemasakan dan teknik penanganan transportasi dan penyimpanan
setelah panen sangatlah penting sekali. Sehingga nantinya dapat memberikan
proses pematangan dengan kualitas dan kuatitas komoditi hortikultura
menghaslkan secara optimal. Panen secara obyektif sangat penting untuk
dirumuskan atau direncanakan oleh petani sebagai produksi dengan penanganan
baik sebelum, sesaat, setelah panen sesuai dengan kriteria baik dilapangan
maupun dengan alat yang digunakan. Adapun kriteria cara menetukan kemasakan
buah dan sayur berbeda-beda dari masing-masing komoditi yaitu:
a. Warna
Warna adalah cara umum yang digunakan dalam menentukan kemasakan suatu komoditi
akan tetapi disesuaikan dengan komoditi yang akan di panen sesuai dengan
varietasnya. Dengan warna dapat disebabkan oleh sinar matahari dari transmisi
dari sinar yang terdapat pada komoditi kandungan chorophyll dimana semakin
menurun maka tingkat kemasakannya semakin dekat.
b. Bentuk
Pertumbuhan dari suatu komoditi seperti buah yang semakin optimum maka akan
semakin berisi dan membesar.
c. Ukuran
Perubahan ukuran buah dan sayur memberikan bahwa komoditi siap untuk dipanen
dan dikonsumsi yang disesuaikan dengan permintaan konsumen sendiri di pasar.
d. Kandungan
komposisi kimia Kandungan komposisi kimia seperti kandungan gula, pati, asam,
air buah dan kandungan minyak menentukan saat panen yag tepat sesuai produk
pertanian.
7. Penyimpanan
komoditi hasil pertanian akan mudah rusak jika penanganan pasca panen kurang
baik, sehingga tahapan terakhir ini merupakan penentu dalam menentukan hasil
suatu komoditi yang berkualitas. Penyimpanan bertujuan untuk menekan laju
respirasi dari tingkat kemasakan dengan mempertahanan tingkat kesegaran suatu
komoditi. Dalam penyimpana sangat berkaitan dengan lingkungan sekitar dari
komoditi, sehingga penyimpanan dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a. Controlled
Atmosphere Strorage (CAS) adalah kombinasi teknik pendinginan dalam mencegah
aktivitas pernapasan dalam menghambat proses pengempukan, penguningan serta
kemunduran mutu.
b. Modified
Atmosfer Storage (MAS) adalah penyimpanan dengan menggunakan plastik dengan
derajat permeabilitas terhadap air dan gas (ketebalan, densitas dan
permeabilitas).
c. Long
Presure Storage (LPS) atau Hypobaric Storage (HS) adalah penyimpanan dengan
mengatur tekanan lingkungan sekitar lebih rendah dari normal.
Sumber :
Universitas Mataram. Mataram.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: “TEHNIK PENANGANAN PASCA PANEN”
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://agriculturalfuture.blogspot.com/2014/07/tehnik-penanganan-pasca-panen.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar